TEORI DHCP
Pendahuluan:
Alamat IP (IP Address; sering disingkat IP) adalah angka 32-bit yang
menunjukkan alamat dari sebuah komputer pada jaringan berbasis TCP/IP. Pengiriman
data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer
penerima. IP Address, selain unique juga harus terstruktur. IP
address mengandung network address dan host address. IP address
tidak bisa langsung dibuat sebelum network-nya terbentuk IP
address juga harus bisa diganti (reconfigure). Karena kapan saja network
berubah atau PC pindah (dijual, dicuri, dipinjam, pindah tempat, dsb) dapat di konfigurasi ulang. MAC
Address adalah unique, tapi tidak terstruktur. Alamat IP (IP Address; sering
disingkat IP) adalah angka 32-bit yang menunjukkan alamat dari sebuah komputer
pada jaringan berbasis TCP/IP. Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan
IP address komputer pengirim dan komputer penerima. IP Address,
selain unique juga harus terstruktur. IP address mengandung network address dan
host address.
IP address tidak bisa langsung dibuat sebelum network-nya terbentuk
Pengertian DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah Suatu layanan yang mengatur secara otomatis pemberian IP
address, Netmask, Gateway dan beberapa parameter yang dibutuhkan
kepada komputer yang memintanya untuk dapat terkoneksi dengan jaringan. Komputer yang
memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan
komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client.
Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara
manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi
kepada DHCP Server. DHCP
merupakan Standar dari IETF (Internet Engineering Task Force).
Ø Dikembangkan
tahun 1993, sbg perbaikan dari BOOTP (Bootstrap Protocol)
l RFC
2131: Dynamic Host Configuration Protocol
•
RFC (Requets For comments) adalah
aturan-aturan yang telah ditetapkan secara umum untuk mengatur proses apa saja
seputar internet.
•
RFC 2131 adalah berisi aturan-aturan
atau protocol yang digunakan pada proses DHCP
•
Pada RFC 2131 ini dijelaskan
bagaimana dan apa yang dilakukan oleh
DHCP server dan DHCP client ketika menggunakan protocol ini
l RFC
2132: DHCP Options and BOOTP Vendor Extensions
DHCP akan memberikan satu alamat IP dan
parameter-parameter konfigurasi
lainnya kepada client. Jika
suatu host on, dia akan meminta ke DHCP untuk diberikan satu alamat yang masih
kosong berikut konfigurasi lainnya yang perlu. Tapi dari
mana dia bisa tahu alamat DHCP server. Proses DHCP meliputi beberapa tahap:
1. Identifikasi
DHCP server
Untuk
identifikasi DHCP server, suatu client mengirim DHCPDiscover secara broadcast
(Packet ada di belakang).
DHCP server akan memberikan DHCPOffer pesan tersebut. Tetapi
membuat DHCP server per network juga kurang bagus, karena akan membutuhkan
server yang banyak dengan konfigurasi yang benar dan konsisten. DHCP
menngunakan konsep DHCP relay agent. Minimal ada satu agent per network
(dirangkap oleh Router).
Agent mempunyai satu informasi: Alamat IP DHCP server. Ketika
menerima DHCPDiscover, Agent akan mengirimkannya ke DHCP server untuk
mendapatkan DHCPOffer. DHCPOffer tersebut kemudian diteruskan ke host yang
mengirim DHCPDiscover tadi. Jadi di sini host tidak perlu langsung berhubungan
dengan DHCP server. Ketika DHCP server memberikan DHCPOffer, yang
mengandung alamat IP (yang masih belum dipakai oleh client lain, pada your
IP address field) untuk client, si client bisa saja
menolak tawaran nomer IP tersebut. Jika ini yang terjadi, alamat IP tersebut
dianggap masih kosong dan bisa dipakai oleh client lainnya. Jika
si client tidak menerima Response dalam janka waktu tertentu setelah
mem-broadcast DHCPDISCOVER packet, dia akan
mengulangi lagi, sampai 10 kali. Si client juga mungkin akan
menerima Response dari beberapa server. Kita
bisa men-set client untuk menerima beberapa DHCPOffer dan membandingkannya
untuk kemudian menentukan DHCP server target.
2. Meminta
IP
Ketika si
client telah menentukan target DHCP server, ia akan mem-broadcast DHCPREQUEST
packet. DHCPREQUEST ini berisi alamat IP DHCP server target pada server
IP address field. Router (Agent) akan
meneruskan paket tersebut ke semua server. Server-server menerima DHCPREQUEST,
dan melihat apakah tawarannya diterima atau ditolak (dengan membandingkan
alamat IP DHCP server target dengan alamat dirinya). Server yang tawarannya
ditolak dapat menawarkan alamat IP-nya kepada client yang lain.
3. Menerima
IP
Si client
menerima DHCPACK tersebut dan menggunakan konfigurasi di dalamnya untuk jangka
waktu tertentu. Jika si client mendeteksi masalah dengan konfigurasi dari
server, ia akan mengirim balik DHCPDECLINE packet
ke server. Si client kemudian kembali mengirim DHCPDISCOVER
baru. Proses berjalan mulai dari awal
lagi. Jika
si client menerima DHCPNAK, dia akan mem-
broadcast DHCPDISCOVER baru. Proses kembali dari awal.
4. Memutuskan
untuk menggunakan IP
Kelebihan DHCP:
Ø Memudahkan
dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.
Ø DHCP
menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain,sehingga
mencegah terjadinya IP conflict.DHCP ini didesain untuk melayani network
yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
Ø DHCP
memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat
IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak
sedang menggunakannya (off).
Ø DHCP
memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu
tertentu dari server.
Ø Menghemat
tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
Kekurangan DHCP:
Ø Semua
pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka
semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung
Ø Komputer
yang memerlukan IP address permanen bisa saja dimatikan dan hal itu membuatnya
kehilangan IP address nya dan IP address tersebut bisa digunakan oleh komputer
lainnya. Ini bisa berakibat pada masalah kesulitan mencari service yang ada
pada jaringan dan juga resiko pada masalah keamanan.
Ø Jika
pemberikan IP address ini harus diberikan dengan mengikuti suatu range
tertentu, maka hal ini akan menimbulkan masalah karena kita harus menentukan
range-nya pada masing-masing komputer. Ini akan bisa mengakibatkan terjadinya
hidden configuration error dan kesulitan dalam mengganti range-nya di kemudian
hari.
PRAKTIKUM DHCP
Langkah- langkah dalam pembuatan DHCP yaitu sebagai berikut:
1.
Masuk
ke super user
Perintah untuk masuk ke super user
yaitu: su –
Passwd: centos6
Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah
2.
Sebelum
masuk ke pengaturan DHCP, ada baiknya kita melihat configurasi IP addes
terlebih dahulu. Ada pun perintahnya yaitu: ifconfig.
Perhatikan gamba berikut
3.
Setelah
itu ketikkan perintah “rpm –qa | grep dhcp.*” untuk memastikan letak DHCP
4.
Lalu
masuk ke folder dhcp dengan perintah: cd /etc/dhcp
5.
Kemudian
perintah “rm –rf dhcpd.conf” untuk me-remove.
6.
Selanjutnya
masuk ke perintah penginstallan dhcp yaitu: yum –y install dhcp.
Perhatikan gambar berikut:
7.
Lalu
masuk ke editor vi untuk melihat subnet dhcp, adapun perintahnya yaitu: vi
/etc/dhcp/dhcpd.conf. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
8.
Selanjutnya
mengatur bootproto dan Ipaddr pada editor vi dengan mengetikkan perintah: vi
/etc/sysconfig/network-script/ifcfg-eth0. Perhatikan gambar berikut:
Setelah muncul jendela editor vi
seperti diatas maka ubah “BOOTPROTO” menjadi “static” dan IPADDR juga diubah
agar tidak sama dengan yang lain. Perhatikan gambar berikut
9.
Setelah
itu langkah terakhir yaitu mengetikkan perintah “service dhcp restart” dan
“service dhcp start” untuk memulai










Tidak ada komentar:
Posting Komentar