Sabtu, 16 April 2016

PLJL - DHCP



TEORI DHCP

Pendahuluan:
Alamat IP (IP Address; sering disingkat IP) adalah angka 32-bit yang menunjukkan alamat dari sebuah komputer pada jaringan berbasis TCP/IP. Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer penerima. IP Address, selain unique juga harus terstruktur. IP address mengandung network address dan host address. IP address tidak bisa langsung dibuat sebelum network-nya terbentuk IP address juga harus bisa diganti (reconfigure). Karena kapan saja network berubah atau PC pindah (dijual, dicuri, dipinjam, pindah tempat, dsb) dapat di konfigurasi ulang. MAC Address adalah unique, tapi tidak terstruktur. Alamat IP (IP Address; sering disingkat IP) adalah angka 32-bit yang menunjukkan alamat dari sebuah komputer pada jaringan berbasis TCP/IP. Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer penerima. IP Address, selain unique juga harus terstruktur. IP address mengandung network address dan host address. IP address tidak bisa langsung dibuat sebelum network-nya terbentuk

Pengertian DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah Suatu layanan yang mengatur secara otomatis pemberian IP address, Netmask, Gateway dan beberapa parameter yang dibutuhkan kepada komputer yang memintanya untuk dapat terkoneksi dengan jaringan. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server. DHCP merupakan Standar dari IETF (Internet Engineering Task Force).
Ø  Dikembangkan tahun 1993, sbg perbaikan dari BOOTP (Bootstrap Protocol)
l  RFC 2131: Dynamic Host Configuration Protocol
         RFC (Requets For comments) adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan secara umum untuk mengatur proses apa saja seputar internet.
         RFC 2131 adalah berisi aturan-aturan atau protocol yang digunakan pada proses DHCP
         Pada RFC 2131 ini dijelaskan bagaimana  dan apa yang dilakukan oleh DHCP server dan DHCP client ketika menggunakan protocol ini

l  RFC 2132: DHCP Options and BOOTP Vendor Extensions

DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter konfigurasi lainnya kepada client. Jika suatu host on, dia akan meminta ke DHCP untuk diberikan satu alamat yang masih kosong berikut konfigurasi lainnya yang perlu. Tapi dari mana dia bisa tahu alamat DHCP server. Proses DHCP meliputi beberapa tahap:

1.      Identifikasi DHCP server
Untuk identifikasi DHCP server, suatu client mengirim DHCPDiscover secara broadcast (Packet ada di belakang). DHCP server akan memberikan DHCPOffer pesan tersebut. Tetapi membuat DHCP server per network juga kurang bagus, karena akan membutuhkan server yang banyak dengan konfigurasi yang benar dan konsisten. DHCP menngunakan konsep DHCP relay agent. Minimal ada satu agent per network (dirangkap oleh Router). Agent mempunyai satu informasi: Alamat IP DHCP server. Ketika menerima DHCPDiscover, Agent akan mengirimkannya ke DHCP server untuk mendapatkan DHCPOffer. DHCPOffer tersebut kemudian diteruskan ke host yang mengirim DHCPDiscover tadi. Jadi di sini host tidak perlu langsung berhubungan dengan DHCP server. Ketika DHCP server memberikan DHCPOffer, yang mengandung alamat IP (yang masih belum dipakai oleh client lain, pada your IP address field) untuk client, si client bisa saja menolak tawaran nomer IP tersebut. Jika ini yang terjadi, alamat IP tersebut dianggap masih kosong dan bisa dipakai oleh client lainnya. Jika si client tidak menerima Response dalam janka waktu tertentu setelah mem-broadcast DHCPDISCOVER packet, dia akan mengulangi lagi, sampai 10 kali.  Si client juga mungkin akan menerima Response dari beberapa server. Kita bisa men-set client untuk menerima beberapa DHCPOffer dan membandingkannya untuk kemudian menentukan DHCP server target.

2.      Meminta IP
Ketika si client telah menentukan target DHCP server, ia akan mem-broadcast DHCPREQUEST packet. DHCPREQUEST ini berisi alamat IP DHCP server target pada server IP address field. Router (Agent) akan meneruskan paket tersebut ke semua server. Server-server menerima DHCPREQUEST, dan melihat apakah tawarannya diterima atau ditolak (dengan membandingkan alamat IP DHCP server target dengan alamat dirinya). Server yang tawarannya ditolak dapat menawarkan alamat IP-nya kepada client yang lain.

3.      Menerima IP
Si client menerima DHCPACK tersebut dan menggunakan konfigurasi di dalamnya untuk jangka waktu tertentu. Jika si client mendeteksi masalah dengan konfigurasi dari server, ia akan mengirim balik DHCPDECLINE packet ke server. Si client kemudian kembali mengirim DHCPDISCOVER baru.  Proses berjalan mulai dari awal lagi. Jika si client menerima DHCPNAK, dia akan mem- broadcast DHCPDISCOVER baru. Proses kembali dari awal.
 
4.      Memutuskan untuk menggunakan IP

Kelebihan DHCP:
Ø  Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.
Ø  DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain,sehingga mencegah terjadinya IP conflict.DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
Ø  DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
Ø  DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
Ø  Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.

Kekurangan DHCP:
Ø Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung
Ø Komputer yang memerlukan IP address permanen bisa saja dimatikan dan hal itu membuatnya kehilangan IP address nya dan IP address tersebut bisa digunakan oleh komputer lainnya. Ini bisa berakibat pada masalah kesulitan mencari service yang ada pada jaringan dan juga resiko pada masalah keamanan.
Ø Jika pemberikan IP address ini harus diberikan dengan mengikuti suatu range tertentu, maka hal ini akan menimbulkan masalah karena kita harus menentukan range-nya pada masing-masing komputer. Ini akan bisa mengakibatkan terjadinya hidden configuration error dan kesulitan dalam mengganti range-nya di kemudian hari.

PRAKTIKUM DHCP
Langkah- langkah dalam pembuatan DHCP yaitu sebagai berikut:
      1.      Masuk ke super user
Perintah untuk masuk ke super user yaitu: su –
Passwd: centos6
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah


     2.      Sebelum masuk ke pengaturan DHCP, ada baiknya kita melihat configurasi IP addes terlebih dahulu. Ada pun perintahnya yaitu: ifconfig.
Perhatikan gamba berikut


       3.      Setelah itu ketikkan perintah “rpm –qa | grep dhcp.*” untuk memastikan letak DHCP



       4.      Lalu masuk ke folder dhcp dengan perintah: cd /etc/dhcp
 

       5.      Kemudian perintah “rm –rf dhcpd.conf” untuk me-remove.


      
      6.      Selanjutnya masuk ke perintah penginstallan dhcp yaitu: yum –y install dhcp.
Perhatikan gambar berikut:


     
     7.      Lalu masuk ke editor vi untuk melihat subnet dhcp, adapun perintahnya yaitu: vi /etc/dhcp/dhcpd.conf. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
 


     
     8.      Selanjutnya mengatur bootproto dan Ipaddr pada editor vi dengan mengetikkan perintah: vi /etc/sysconfig/network-script/ifcfg-eth0. Perhatikan gambar berikut:



Setelah muncul jendela editor vi seperti diatas maka ubah “BOOTPROTO” menjadi “static” dan IPADDR juga diubah agar tidak sama dengan yang lain. Perhatikan gambar berikut


     9.      Setelah itu langkah terakhir yaitu mengetikkan perintah “service dhcp restart” dan “service dhcp start” untuk memulai



Tidak ada komentar:

Posting Komentar