Penggunaan juru perintah shell
(biasanya hanya disebut shell) kembali ke awal pertama sistem Unix. Selain
kejelasannya dalam menjalankan perintah, shell memiliki banyak fitur membangun
(built-in) seperti variabel lingkungan, alias, dan berbagai fungsi untuk
pemrograman. Meskipun shell yang paling sering digunakan pada sistem Linux
adalah Bourne Again Shell (bash), terdapat juga shell lain yang cukup baik
(seperti sh, csh, ksh, tcsh, dan lain-lain). Beberapa shell ini tumbuh atau
menggantikan versi shell yang lebih tua, tercermin dengan fakta, misalnya,
menjadi simbolis sh link ke bash.
Setelah
membuka shell (baik dari teks berbasis login atau jendela Terminal), lingkungan
shel ditentukan berdasarkan pengguna yang memulai shell. Pengaturan Shell Bash
untuk semua pengguna shell terletak di '/etc/bash.bashrc', '/etc/profile', dan '/etc/profile.d'.
Pengaturan shell pengguna-spesifik ditentukan oleh perintah yang dijalankan
dari beberapa titik file di direktori home user (jika mereka ada): '.bash_profile','.bash_login',
dan '.profile'. Ketika shell ditutup, semua perintah di file user ~
/.Bash_logout dijalankan. Mengubah pengaturan dalam file-file ini secara
permanen, merubah pengaturan shell pengguna tetapi tidak mempengaruhi shell
yang sudah berjalan (Shell lain menggunakan file konfigurasi yang berbeda).
Ada berbagai cara
di mana Anda dapat mengubah daftar dan lingkungan shell anda. Salah satu cara
yang terbesar adalah untuk mengubah cara pengguna khususnya, untuk menjadi
super user.
MENAMPUNG
NAMA FOLDER DAN NAMA SCRIPT YANG SEDANG DIEKSEKUSI
Ketika
membuat keterangan mengenai cara pengguna sebuah script, biasanya kita
membutuhkan nama script dan folder dimana script yang sedang dijalankan berada.
Berikut adalah cara untuk menampung posisi folder kerja dan nama script yang
sedang dijalankan dengan menggunakan perintah basename dan pwd.
#!/bin/bash
NAMASCRIPT=$(basename
$0)
DIRSEKARANG=$(pwd)
Variabel
NAMASCRIPT telah
menampung nama script yang sedang dijalankan dan variabel DIRSEKARANG sudah berisi
posisi folder pada saat script dijalankan. Selanjutnya tinggal mengunakan kedua
variabel sesuai kebutuhan.
Mengecek suatu variable
dengan menggunakan Perulangan
Misalkan
kita ingin mengecek sebuah variable terhadap suatu pola tertentu pada shell
scripting. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan perintah grep ditambah dengan
perintah echo.
Caranya sederhana tapi ampuh untuk berbagai keperluan. Untuk lebih jelasnya
silakan ikuti penjelasan lebih lanjut dibawah ini.
Misalkan
ingin memvalidasi versi suatu paket pada Ubuntu. Sebelumnya, secara umum nomor
versi paket pada Ubuntu berjumlah 3 digit yang setiap angkanya dipisahkan oleh
titik, contohnya 1.0.0. Nilai versi yang akan divalidasi sudah tertampung pada
sebuah variable, misalkan VERSION.
echo
VERSION | grep -q -e [0-9]\.[0-9]\.[0-9]
if
[ $? -eq 0 ]; then
#
kondisi true
else
#
kondisi false
fi
Cuplikan
kode diatas datap dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian pertama adalah baris
pertama. Perintah echo
VERSION akan memberi masukan ke perintah grep
karena dihubungankan oleh pipe (|). Perintah grep di atas mempunyai 2
buah opsi yaitu -q
dan -e. Opsi -q digunakan agar perintah grep tidak menampilkan
hasil ke standard output
(diam, q singkatan
untuk QUIET). Opsi -e
digunakan untuk memberitahukan perintah grep
bahwa parameter selanjutnya adalah kalimat regex.
Bagian
ke dua adalah pengecekan variable $?
dengan menggunakan if. $?
adalah variable yang menyimpan kembalian dari program yang dipanggil
sebelumnya. Jadi pada kasus ini variabel $?
akan menampung kembalian pada bagian 1 di atas. Operator -eq digunakan untuk mengecek
nilai integer. Bagi
yang belum tahu, perintah-perintah linux biasanya mengembalikan integer 0 kalo berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
yang belum tahu, perintah-perintah linux biasanya mengembalikan integer 0 kalo berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Sekian
dulu nulis tentang shell scriptingnya. Untuk lebih jelasnya pada
blog selanjutnya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar